Chapter 1: Senandung Masa Kecil
Jakarta, 2003
Pagi yang Berisik! Derap langkah anak-anak yang tengah berlarian terdengar jelas ke telinga-telinga yang menangkap Bunyinya. Partikel-partikel udara membawa tawa manis dari bibir-bibir mungil yang sedang bermain dan riang bercanda. Awan-awan bergerak senang mengikuti melodi pagi yang tampak ceria. Gemerisik dedaunan pun mengikat simfoni dipagi hari. Burung-burung ikut berkicauan dengan merdunya diatas ranting-ranting pohon yang kokoh. Ya… Hari sibuk. Minggu yang menyenangkan hati.
Keceriaan itu pun tampak terbagi-bagi satu sama lain secara universal. Ada yang sedang bersepeda bersama, meluncur dengan Skateboard-nya, berlarian menangkap angin, piknik ditengah hamparan rumput hijau, menikmati jajanan dipagi hari, bahkan membuat istana dari pasir. Ya… pasir. Unsur paling dominan yang akan selalu kita lihat ketika singgah ditempat istimewa itu.
Hampir Semua Berpendapat bahwa tempat yang mereka singgahi itu Istimewa. Halusnya pasir putih bersih di sana seolah ingin menggelitiki kaki-kaki ini dengan manja. Suasana Hening dan tenang membawa mereka pada gambaran hamparan laut luas seperti sedang berada di pesisir pantai. Tak heran apa bila Orang-orang menyebut 'Surga' itu Taman Pasir.
BUKKK!!!
"Aduhh…!" Suara jeritan itu Terdengar jelas disepanjang jalan batu kerikil dan berpasir yang terdapat dibagian utara Taman Pasir. Jalanan yang satu itu memang Terlihat Sepi. Jarang ada yang berlalu-lalang, bahkan melintas disana, karena terlalu sempit untuk dilalui.
"Awwww… Sakitttt…!" Suara mengaduh Lainnya pun juga terdengar di ujung telinga. Seperti sahut menyahut diantara kegaduhan yang tersembunyi. Terlihat seorang perempuan kecil bertubuh mungu tengah memegangi lututnya yang memar. Ditiupinya bekas luka itu agas rasa perihnya berkurang. Lalu ia mengalihkan pandangan menuju laki-laki didepannya yang juga sedang terduduk kesakitan. Perempuan kecil itu mengomel, "Kamu bisa naik sepeda gak sih? Kenapa kamu nabrak aku? Lihat nih, kaki aku sampai biru begini!"
Yang ditanya tak bereaksi. Ia malah sibuk memandangi sepeda roda tigany .yang lecet-lecet terbaret oleh batu jalanan. Wajahnya menunjukkan raut yang tak tengah.
"Hei, aku lagi nanya sama kamu, loh. Kok Kamu ga jawab pertanyaan aku?"
Lelaki kecil itu mendongkak, "Maaf. Aku baru belajar naik sepeda" Jawabnya sambil berusaha untuk bangkit berdiri. Padahal, badannya Terasa sakit. Kemudian, diambilnya sepeda roda tiga berwarna merah maroon di sampingnya itu cepat-cepat. Ia pun hendak menuntunnya pulang kerumah.
"Eh, tunggu!" Cegah perempuan itu seraya berusaha untuk berdiri. Tak lupa ia mengangkat sepedanya.
"Kamu mau kemana?" Tanya gadis kecil itu Ramah.
"Aku mau Pulang"
"Nama kamu siapa?"
"Aku… namaku Bagas. Kamu sendiri?" Jawabnya Grogi.
"Aku Chelsea. Agatha Chelsea. Salam Kenal ya!" Ucapnya sambil menyodorkan tangannya, bermaksud untuk bersalaman dan sebagai tanda perkenalan. Bagas pun menyambutnya dengan Hangat. Mereka berdua tersenyum.
To be Continue…
Haii! Maaf ya kalau Pendek. Oh iya, Don't be a Silent Reader! Kalian bisa Kasih KOMENTAR, KRITIK / SARAN. Di Acc Twitterku: @ZefanyaCla
Thankyou^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar